Diriwayatkan oleh para sahabat, ketika Nabi Muhammad Saw menetap di Madinah, beliau pernah didatangi serombongan orang Nasrani asal Najran ---kawasan selatan Jazirah Arab. Saat itu Rasulullah sedang berada di dalam masjid dan bersiap menunaikan shalat Ashar.
Rombongan Nasrani yang dipimpin Uskup Abu al-Haritsah berniat mendiskusikan masalah-masalah agama dan keimanan kepada Rasulullah.
Apa yang dilakukan Rasul? Beliau ternyata membolehkan rombongan Nasrani itu memasuki masjid. Bahkan, Rasul mengizinkan Abu al-Haritsah dan rombongannya melakukan kebaktian dengan cara mereka di dalam masjid.
Usai menjalankan ibadah masing-masing, Rasulullah yang ditemani sahabat-sahabatnya berdiskusi dengan rombongan Nasrani.
Dalam diskusi itu, Rasulullah sama sekali tidak memaksakan Islam kepada mereka. Rasul hanya menyampaikan inti ajaran Islam, tanpa memaksa mereka memeluknya. Usai berdiskusi, rombongan Nasrani itu pulang ke Najran.
Beberapa hari kemudian dua anggota rombongan itu yang bernama Sayid dan Aqib, datang lagi ke Madinah. Keduanya tidak hendak melanjutkan diskusi, tetapi menyatakan diri memeluk Islam.
Kisah di atas memperlihatkan apa yang seharusnya dilakukan umat Islam ketika berhadapan dengan pemeluk agama lain. Menghormatinya.
Islam mewajibkan umatnya mendakwahkan ajaran Rasulullah dengan cara-cara yang baik dan simpati, tanpa bujukan, rayuan, apalagi paksaan.
Sikap-sikap inilah yang sangat diperlukan dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Dan Rasulullah memberi contoh bagaimana menghormati pemeluk agama lain, dan menjaga kerukunan itu dalam kehidupan sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar