Rabu, 19 Desember 2012

Sejarah Agama Hindu


Oleh:
Faisal Wibowo
I. Pendahuluan 
Tidak bisa dipungkiri bahwa Agama Hindu tidak terlepas dari peradaban zaman India Kuno pada waktu itu. Peradaban yang dilatarbelakangi oleh adat istiadat dn kepercayaan-kepercayaan, sungguh menjadi khazanah wawasan keagamaan tersendiri bagi agama Hindu dan pemeluknya. 

Agama Hindu merupakan salah satu contoh agama yang kami angkat tema pada kali ini merupakan hasil dari sejarah. Dari pada itu sejarah merupakan hal yang mendasari segala aspek kehidupan. Pada kali ini kami ingin memaparkan secara sederhana tentang asal-usul Agama Hindu. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. 

II. Asal-usul Agama Hindu dan Pembawanya 
Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन धर्म "Kebenaran Abadi", dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). 

Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa. Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta).

Dalam Reg Weda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Hal ini mendekati dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18) — sastra suci dari kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu. Hindu sendiri sebenarnya baru terbentuk setelah Masehi ketika beberapa kitab dari Weda digenapi oleh para brahmana. Pada zaman munculnya agama Buddha, agama Hindu sama sekali belum muncul semuanya masih mengenal sebagai ajaran Weda. 

 Agama Hindu sebagaimana nama yang dikenal sekarang ini, pada awalnya tidak disebut demikian, bahkan dahulu ia tidak memerlukan nama, karena pada waktu itu ia merupakan agama satu-satunya yg ada di muka bumi. Sanatana Dharma adalah nama sebelum nama Hindu diberikan. Sanatana dharma yang memiliki makna "kebenaran yg kekal abadi" dan jauh belakangan setelah ada agama-agama lainnya barulah ia diberi nama untuk membedakan antara satu dengan yang lainnya. Sanatana dharma pada zaman dahulu kala dianut oleh masyarakat di sekitar lembah sungai shindu, penganut Weda ini disebut oleh orang-orang Persia sebagai orang indu (tanpa kedengaran bunyi s), selanjutnya lama-kelamaan nama indu ini menjadi Hindu. Sehingga sampai sekarang penganut sanatana dharma disebut Hindu. 

Agama hindu adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada kitab suci yang disebut Weda. Weda diyakini sebagai pengetahuan yang tanpa awal tanpa akhir dan juga dipercayai keluar dari nafas Tuhan bersamaan dengan terciptanya dunia ini. Karena sifat ajarannya yng kekal abadi tanpa awal tanpa akhir maka ia disebut sanatana dharma. Apabila membahas tentang Agama Hindu, kita harus mengetahui sejarah tempat munculnya agama tersebut. India adalah sebuah Negara yang penuh dengan rahasia dan cerita dongeng, masyarakatnya berbangsa-bangsa dan berkasta-kasta, malah ada masyarakat dalam masyarakat, serta sungguh banyak ditemui agama-agama. Bahasa dan warna kulit pun bermacam-macam. 

Pembicaraan mengenai India berarti adalah pembicaraan yang bercabang-cabang. Dipandang dari sudut ethnologi, India adalah tanah yang beraneka penduduknya, dan akibatnya orang dapat melihat kebudayaan yang beraneka pula. Semuanya ini tercermin dalam agamanya. Oleh karena itu barangsiapa mulai mempelajari agama Hindu ia akan segera merasa terlibat dalam sejumlah ajaran-ajaran, sehingga hampir tidak dapat menemukan jalan untuk mengadakan penyelidikan. Sepanjang orang dapat menyelidikinya, maka sejarah kebudayaan India mulai pada zaman perkembangan kebudayaan-kebudayaan yang besar di Mesopotamia dan Mesir. Antara 3000 dan 2000 tahun sebelum Masehi, rupa-rupanya di lembah sungai Sindhu (Indus) tinggallah bangsa-bangsa yang peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerah sungai Efrat dan Tigris. Berbagai cap daripada gading dan tembikar yang ada tanda-tanda tulisan dan lukisan-lukisan binatang, menceritakan kepada kita bahwa di dalam zaman itu di sepanjang pantai dari Laut Tengah sampai ke Teluk Benggala terdapat sejenis peradaban yang sama dan yang sudah meningkat pada perkembangan yang tinggi. Sisa-sisa kebudayaan tersebut terutama terdapat di dekat kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara Karachi. Bahkan disitu diketemukan sisa-sisa sebuah kota, Mohenjodaro namanya, di mana ternyata orang telah mempunyai rumah-rumah yang berdinding tebal dan bertangga. 

Penduduk India pada zaman itu terkenal sebagai bangsa Drawida. Mula-mula mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama-kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan dan memrintah negerinya sendiri, karena mereka di sebelah utara hidup sebagai orang taklukkan dan bekerja pada bangsa-bangsa yang merebut negeri itu. Mereka adalah bangsa yang berkulit hitam dan berhidung pipih, berperawakan kecil dan berambut keriting. Nama India diambil dari sungai Indus. Perkataan Ind dan Hindu keduanya berarti bumi yang terletak di belakang Sungai Indus, dan penduduknya dinamakan orang-orang India atau orang-orang Hindu. 

Mengenai penamaan Negara India, Gustav Le Bon berkata: “Orang-orang Barat berpendapat bahwa nama Sungai Indus telah dipinjamkan kepada negara yang mengandung berbagai rahasia yang terletak di sebelah belakangnya. Alasan ini tidak diterimanya bulat-bulat sebab nama India itu harus diambil dari nama Tuhan Indra.” Peradaban India telah berlangsung lama. Negara india telah menghasilkan beberapa Filosof agung sebelum Socrates dilahirkan. Di Negara India ini sudah tersebar tanda-tanda ilmu pengetahuan dan bangunan-bangunan yang megah pada suatu masa dahulu ketika Kepulauan Inggris masih dalam keadaan terbelakang. India adalah negara yang penuh dengan keajaiban dan pertentangan, hingga boleh dianggap sebagai sebuah Negara yang mengandung negara-negara. India adalah salah satu pusat peradaban kuno di dunia. 

Dalam hal ini, India menandingi Mesir, Cina, Assyria, dan Bailonia. Tetapi, peradaban India yang mendahului zaman Arya hanya baru dapat diketahui dan ditemukan dengan pengungkapan-pengungkapan baru dalam tingkatan kemajuan yang pernah dicapai oleh India dalam bidang arsitektur, pertanian, dan kemasyarakatan sejak masa 300 tahun SM, yaitu 1500 tahun sebelum kedatangan bangsa Arya. Antara 2000 dan 1000 tahun SM masuklah ke India dari sebelah utara kaum Arya, yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran dan yang memasuki India melalui jurang-jurang di pegunungan Hindu-Kush. Bangsa Arya itu serumpun dengan bangsa Jerman, Yunani dan Romawi dan bangsa-bangsa lainnya di Eropa dan Asia. Mereka tergolong dalam apa yang kita sebut rumpun-bangsa Indo-German. Hinduisme dapat disamakan dengan rimba raja yang penuh dengan pohon-pohonan, tanam-tanaman, tumbuh-tumbuhan dan kembang-kembangan, pendeknya suatu serba ragam yang sulit sekali. Karena Hinduisme memperlihatkan berbagai bentuk dan bermacam-macam gejala-gejala agama. Suatu penyampuradukkan dari pada tokoh-tokoh dewa, bentuk-bentuk kultur, sel-sel agama dan mazhab-mazhab agama berdasarkan filsafat. 

Suatu perbedaan yang rumit antara pernyataan-pernyataan mistik yang sangat murni dan luhur atau pernyataan cinta yang mesra terhadap dewata pemurah yang tunggal dan bentuk-bentuk keagamaan dimana nafsu-nafsu manusia yang rendah dengan sejarah kasar menampakkan dirinya. Gambaran yang diberikan Hinduisme dalam keseluruhannya memang beraneka warna dan mengacaukan. Pesan pertama yang kita dapat ialah bahwa dalam Hinduisme boleh dikatakan terhimpun seluruh sejarah agama dengan segala ragam dan bentuk kesalahannya. Tetapi hal ini justru menambah kesulitan untuk mencoba apa yang mau dilakukan dalam karangan ini, yaitu menggambarkan Hinduisme secara ringkas. Kendati demikian kita harus mencoba membentuk pengertian tentang wujud Hinduisme. Biarpun kita tak dapat berbuat lebih dari pada hanya memberikan sesuatu gambaran dalam garis-garis besar dengan harapan semoga gambaran ini menyerupainya. Hinduisme ialah agama dari pada jutaan penduduk India. 

Tidaklah mudah untuk menentukan dengan kata-kata singkat, apa sebenarnya Hinduisme itu. Oleh karena itu, Hinduisme hamper sama sekali tak mempunyai bentuk dan terlalu merupakan suatu himpunan unsure-uunsur yang tak sama. Tetapi terutama sekali oleh karena terhadap Hinduisme tak dapat dipakai rumusan-rumusan yang biasa dipakai untuk merumuskan apakah agam itu. 

Pertama-tama Hinduisme tak ada pendirinya sehingga kita tak dapat menyimpulkan dari ajaran atau khutbahnya siapa sebetulnya Hinduisme itu. Penganut-penganutnya tak diharuskan mempunyai suatu keyakinan tertentu mengenai Tuhan, manusia dan dunia. Dalam Hinduisme tidak ada suatu pengakuan iman yang dapat dirumuskan dengan jelas yang disetujui oleh semua penganutnya. Juga tidak ada suatu atau bermacam-macam organisasi keagamaannya yang menghimpun semua penganutnya. Lebih tepat rasanya jika Hinduisme kita namakan suau system social yang diperkuat oleh cita-cita keagamaan dan dengan demikian lalu mempunyai tendensi keagamaan. Tak ada seorang pun yang dapat menjadi seorang Hindu dengan jalan menganut suatu agama tertentu. Seseorang adalah Hindu berkat kelahirannya. Keadaan ini meletakkan kewajiban untuk megikuti peraturan-peraturan upacara-upacara tertentu, pada umumnya peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pembagian kasta dan khsusunya pemberian korban dan upacara –upacara keagamaan dan timbul dari pada pembagian kasta tadi. Ikatan-ikatan batin pada upacara yang turun temurun ini sangat kuat. Hal ini nyata sekali pada diri Gandi yang jelas bersimpati terhadap agama Kristen, tetapi tetap tinggal Hindu karena pertaniannya dengan bangsanya dan bubungan batinnya dengan kebudayaan agama sukunya. Bangsa Arya yang turun ke lembah Indus kira-kira 1500 tahun SM yang memberi corak pada kebudayaan India. Bangsa Arya ini satu suku dengan bangsa Iran yang bernabikan Zarathustra. 

Para peneliti berpendapat, dan ini lebih tepat, bahwa bangsa Arya ini berasal dari Asia, dahulunya mereka hidup di Asia Tengah di negeri Turkistan berdekatan dengan Sungai Jihun, kemudian berpindah pula dalam kelompok-kelompok yang besar menuju ke India melalui Parsi, dan mereka juga menuju Eropa. Nyatalah bahwa kedatangan bangsa Arya ke India terjadi pada abad ke-15 SM. Bangsa Arya ini telah memerangi kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh bangsa berkulit kuning di India itu dan berhasil mengalahkan sebagaian besar dari mereka serta menjadikan kawasan-kawasan yang dikalahkannya itu sebagai wilayah yang tunduk di bawah pengaruh mereka. 

Bangsa Arya tidak bercampur dengan penduduk India dengan jalan perkawinan, malah mereka menjaga dengan sungguh-sungguh keturunan mereka yang berkulit putih itu, dan menggiring penduduk asli Negara India ke hutan-hutan dan ke gunung-gunung atau menjadikan mereka sebagai orang-orang tawanan yang dinamakan dalam sastra lama Bangsa Arya sebagai Bangsa Hamba Sahaya. Bangsa Arya ini telah meminta pertolongan dari Tuhan mereka “Indra” untuk mengalahkan penduduk India. Di antara bacaan do’a mereka adalah “wahai Indra Tuhan kami! Suku-suku kaum Dasa (budak) telah mengepung kami dari segenap penjuru dan mereka tidak memberikan korban apa-apa, mereka bukan manusia dan tidak berkepercayaan. Wahai Penghancur musuh! Binasakanlah mereka dari keturunannya.” Tentang sejauh mana pengaruh bangsa-bangsa berkulit kuning (Bangsa Turan) dan berkulit putih (Bangsa Arya) di India telah diterangkan oleh Gustav Le Bon: “Bangsa Turan adalah bangsa penyerang yang kuat sekali mengubah penduduk negeri India dari segi fisik dan bangsa Arya juga meninggalkan kesan yang mendalam terhadap bangsa India dari segi budaya. Dari bangsa Turan, penduduk India mengambil ciri ukuran tubuh dan raut muka, dan dari bangsa Arya mereka mengambil ciri bahasa, agama, undang-undang, dan adat-istiadat.” Pertemuan bangsa Arya dan bangsa Turan dengan penduduk asli telah menimbulkan kasta-kasta masyarakat di India dan merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam sejarah negara ini. Dari bangsa Arya terbentuk golongan ahli-ahli agama (Brahmana) dan golongan prajurit (Ksatria). 

Dari bangsa Turan terbentuk pula golongan saudagar dan ahli-ahli tukang (Waisya). Pada mulanya orang-orang Hindu yang bergaul dengan bangsa Turan tidak termasuk dalam pembagian ini, tetapi dalam beberapa zaman kemudian peradaban Arya meresap ke dalam sebagian diri mereka, lalu bangsa Arya pun terbentuk dari kalangan orang-orang Hindu golongan keempat, yaitu golongan pesuruh dan hamba sahaya (Sudra). Penduduk-penduduk asli yang tidak tersentuh dengan peradaban Arya adalah disebabkan karena mereka memisahkan diri dari bangsa-bangsa pendatang itu. Maka, tinggallah mereka jauh dari pembagian ini dan terus menjadi orang-orang yang tersingkir atau terhalau dari masyarakat (out-casts). 

Untuk lebih jauh penjelasan tentang golongan-golongan ini akan dijelaskan pada makalah lain yang akan berbicara tentang golongan-golongan tersebut. Mungkin sekali bangsa-bangsa Arya itu ketika masuk ke India kurang beradab daripada bangsa Drawida yang ditaklukkannya. Tetapi mereka lebih unggul dalam ilmu peperangan daripada bangsa Drawida. Pada waktu bangsa Arya masuk ke India, mereka itu masih merupakan bangsa setengah nomad (pengembara)., yang baginya peternakan lebih besar artinya daripada pertanian. Bagi bangsa Arya, kuda dan lembu adalah binatang-binatang yang sangat dihargai, sehingga binatang-binatang itu dianggap suci. Dibandingkan dengan bangsa Drawida yang tinggal di kota-kota dan mengusahakan pertanian serta menyelenggarakan perniagaan di sepanjang pantai, maka bangsa Arya itu bolehlah dikatakan primitive. Dahulu orang tidak tahu dengan tepat dan selalu memandang kebudayaan yang dibawa oleh bangsa Arya. Tetapi terutama sesudah penggalian-penggalian tersebut di atas, berubahlah pandangan orang dan makin banyak diketahui, bahwa bermacam-macam unsure di dalam kebudayaan India berasal dari kebudayaan Drawida yang tua itu. Umpamanya saja bangsa Arya belum mempunyai patung-patung dewa, bangsa Drawida sudah. Sebuah gejala yang tipik atau khas di dalam agama Hindu ialah pengakuan adanya dewa-dewi induk. Itupun suatu gejala pra-Arya. Demikian pula banyak gejala-gejala Agama Hindu yang rupa-rupanya tidak berasal dari agama bangsa Arya, melainkan berasal dari aama bangsa Drawida. Jadi dapatlah dikonstatir dengan jelas bahwa Agama Hindu sebagai agama tumbuh dari dua sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan fikiran keagamaan dua bangsa yang berlainan, yang mula-mula dalam banyak hal sangat berlainan, tetapi kemudian lebur menjadi satu. Di dalam tulisan-tulisan Hinduistis yang tertua, unsur-unsur Arya lah yang sangat besar pengaruhnya. Hal itu tidak mengherankan karena tulisan-tulisan itu berasal dari zaman bangsa Arya memasuki India dengan kemenangan-kemenangan, jadi pengaruh Drawida tentunya belum begitu besar. Agama bangsa Arya kita kenal dari kitab-kitabnya yang mengenai agamanya, yakni kitab-kitab Weda (Weda artinya tahu). Oleh karena itu masa yang tertua dari agama Hindu disebut masa Weda. Maulana Mohamed Abdul Salam al-Ramburi juga berkata: “Umat India mudah menerima apa saja pemikiran dan kepercayaan yang ditemuinya. Di kalangan mereka banyak terdapat pendapat dan kejahilan. Orang-orang berada dalam kebingungan dan bersedia menerima dan mengukuhkan semua ini…. Kepercayaan mereka bermacam-macam, pemikiran mereka bercabang-cabang, gejala ketuhanan merebak, begitu juga ilmu-ilmu kebatinan. Sarana-sarana untuk berfikir dan menyepi telah disediakan di seluruh penjuru negeri India oleh para Pendeta dan Cendekiawan. Lahirlah beberapa pengkajian moral yang diikuti oleh segenap golongan masyarakat. Tersebar jugalah latihan-latihan badan yang berat dan sulit untuk mendapatkan suatu kekuatan yang dapat menguasai kekuatan alam. Pertapaan di gua-gua sebagai suatu pengawasan atas diri adalah menjadi tumpuan, begitu juga pengasingan diri ke hutan-hutan rimba untuk melemaskan tubuh supaya dapat naik mencapai kekuatan rohani.” Oleh karena itu, Negara India terkenal mempunyai banyak agama dan kepercayaan yang menyamai atau hamper-hampir sama banyaknya dengan jumlah bahasa India. Agama Hindu adalah yang termasyhur di antara agama-agama ini dan luas sekali penyebarannya, malah dialah agama umum yang meliputi kebanyakan atau semua orang India. Kadang-kadangn sekiranya mereka atau sebgian dari mereka bangkit menentangnya, penentang-penentang itu lambat laun akan kembali ke pangkuannya. Buku Hinduism telah menerangkan sebab-sebab terjadinya hal demikian dengan menuliskan: “Amat sulit untuk dikatakan bahwa Hinduisme itu adalah suatu agama dalam pengertiannya yang sangat luas. Hinduisme lebih meliputi dan lebih dalam daripada agama. Ini merupakan suatu sifat bagu bentuk masyarakat India dengan aturan berkasta-kasta dan kedudukan tiap-tiap kasta itu di dalam masyarakat. Ini merupakan kehidupan India dengan caranya tersendiri yang dianggap sebagai satu dari semua masalah suci dan masalah hina karena di dalam pemikiran Hindu tidak ada batas yang memisahkan keduanya. Ini merupakan aliran-aliran rohani, moral dan perundangan. Di samping itu, ia juga merupakan prinsip-prinsip, ikatan-ikatan, dan kebiasaan-kebiasaan yang menguasai dan mengendalikan kehidupan Hindu.” Agama Hindu adalah suatu agama yang berevolusi dan merupakan kumpulan adat-istiadat dan kedudukan yang timbul dari hasil penyusunan bangsa Arya terhadap kehidupan mereka yang terjadi pada satu generasi ke generasi yang lain sesudah mereka datang berpindah ke India dan menundukkan penduduk asli itu. Kedudukan bangsa Arya sebagai penakluk negeri yang lebih tinggi daripada kedudukan penduduk asli serta pergaulan mereka telah melahirkan adat-istiadat Hindu itu yang dianggap menurut perputaran sejarah, sebagai suatu agama yang dianut dan dipegang tata susilanya oleh orang-orang India. Kiranya dapat dikatakan bahwa asas Agama Hindu adalah kepercayaan bangsa Arya yang telah mengalami perubahan sebagai hasil dari percampuran mereka dengan bangsa-bangsa lain, terutama sekali adalah bangsa Parsi, yaitu sewaktu dalam masa perjalanan mereka menuju India. Kemudian, kepercayaan-kepercayaan ini menerima kesan pula di negeri India setelah berbenturan dengan pemikiran-pemikiran penduduk asli dan dengan falsafah-falsafah dan pemikiran-pemikiran yang telah ada di India dalam beberapa tingkatan sejarah yang berjauhan hingga Agama Hindu itu menyimpang jauh dari kepercayaan asli bangsa Arya. Agama Hindu lebih merupakan suatu cara hidup daripada merupakan kumpulan kepercayaan. Sejarahnya menerangkan mengenai isi kandungannya yang meliputi berbagai kepercayaan, hal-hal yang harus dilakukan, dan yang boleh dilakukan. Agama ini tidak mempunyai kepercayaan yang membawanya turun hingga kepada penyembahan batu dan pohon-pohon, dan membawanya naik pula kepada masalah-masalah falsafah yang abstrak dan halus. Seandainya Agama Hindu tidak mempunyai pendiri yang pasti maka begitu pula halnya dengan Weda. Kitab suci ini yang mengandung kepercayaan-kepercayaan, adat-istiadat, dan hukum-hukum juga tidak mempunyai pencipta yang pasti. Para penganut agama Hindu mempercayai bahwa kitab ini adalah suatu kitab yang ada sejak dahulu yang tidak mempunyai tanggal permulaan. Kitab ini diwangsitkan sejak awal kehidupan, setara dengan awal yang mewangsitkannnya. Mari kita baca sekilas tentang bangsa Dravida dan bangsa Arya. 

Bangsa Dravida di India 

Penduduk India yang asli pada waktu bangsa Arya menyerbu ke India terutama masuk bangsa Dravida. Bangsa ini ialah penduduk asli yang diketemukan menduduki kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara kota Karachi pada tahun 3000-2000 SM. Mula-mula mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tapi lama kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena mereka sebelah utara hidup sebagai orang taklukkan dan bekerja pada bangsa yang merebut negeri itu. Mereka adalah bangsa yang berkulit hitam dan berhidung pipih, berperawakan kecil dengan rambut keriting. Bangsa Dravida mempunyai peradaban tinggi waktu itu, ternyata di daerah Punjab dan lereng sungai gangga terdapat daerah yang subur yang sudah dikerjakan oleh bangsa Dravida. Dan di kota-kota yang terkenal disebut Mohenjodaro dan Harappa pun sudah dibuat rumah-rumah batu yang dikerjakan oleh mereka. Mereka bercocok tanam dan pandai berlayar menyusur pantai. 

Bangsa Arya

Bangsa Arya ialah suatu bangsa yang masuk ke India kira-kira pada tahun 2000-1000 SM, dari sebelah utara. Mereka ialah kaum yang memisahkan diri dari bangsanya di Iran dan memasuki India melalui jurang-jurang di Pegunungan Hindu Kush. Bangsa Arya itu serumpun dengan bangsa Jerman, Yunani, Romawi, dan bangsa-bangsa lainnya di Eropa dan di Asia. Mereka tergolong apa yang disebut rumpun bangsa Indo-German. Setelah datang di India mereka menetap di daratan sungai Sinhu yang pada zaman itu masih subur jadi di daerah itu mereka telah menjumpai suatu peradaban tua. Di dalam beberapa hal mereka berbeda dengan bangsa Dravida. Mereka berkulit putih dan berbadan tegak, bentuk hidungnya melengkung sedikit. Kemudian mereka telah jauh memasuki India sampai di tepi Sungai Gangga dan sampai di sebelah selatan. Dan disitu mereka makin bercampur dengan bangsa Dravida dan dengan demikian terwujudlah kemudian suatu kesatuan. Berkat peleburan kebudayaan Dravida yang tua itu dengan kebudayaan Arya maka terjadilah kemudian kebudayaan India. 

III. Agama Lembah Sungai Indus 
Peradaban Lembah Sungai Indus 
Penduduk asli Lembah sungai Indus adalah bangsa Dravida yang berkulit hitam. Di sekitar sungai itu terdapat dua pusat kebudayaan yaitu Mohenjo Daro dan Harappa. Mereka sudah menetap di sana dengan mata pencaharian bercocok tanam dengan memanfaatkan aliran sungai dan kesuburan tanah di sekitarnya. Menurut teori kehidupan bangsa Dravida mulai berubah sejak tahun 2000-an SM karena adanya pendatang baru, bangsa Arya. Mereka termasuk rumpun berbahasa Indo-Eropa dan berkulit putih. Bangsa Arya ini mendesak bangsa Dravida ke bagian selatan India dan membentuk Kebudayaan Dravida namun, sebagian lagi ada yang bercampur antara bangsa Arya dan Dravida yang kemudian disebut bangsa Hindu. Oleh karena itu, kebudayaannya disebut kebudayaan Hindu. 

Peradaban Lembah Sungai Indus 
1) Letak Geografis Sungai Indus 
a. Di sebelah Utara berbatasan dengan China yang dibatasi Gunung Himalaya 
b. Selatan berbatasan dengan Srilanka yang dibatasi oleh Samudera Indonesia 
c. Barat berbatasan dengan Pakistan 
d. Timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh 

2) Peradaban sungai Indus (2500 SM) 
a. Kebudayaan kuno India ditemukan di kota tertua India yaitu daerah Mohenjodaro dan Harappa. 
b. Penduduk Mohenjodaro & Harappa adalah bangsa Dravida 
c. Saluran air bagus 
d. Terdapat hubungan dagang antara Mohenjodaro dan Harappa dengan Sumeria. 
e. Perencanaan yang sudah maju 
f. Rumah-rumah terbuat dari batu-bata 
g. Mohenjodaro dan Harappa merupakan kota tua yang dibangun berdasarkan : 
h. Jalan raya lurus dan lebar 

1. Pusat Peradaban 
Peradaban Lembah Sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi-diKota Harappa dan Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibukota daerahLembah Sungai Indus bagian selatan dan Kota Harappa sebagai ibukota Lembah Sungai Indusbagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat peradaban bangsa India pada masalampau. 

2. Tata Kota 
Di Kota Mohenjodaro dan terdapat gedung-gedung dan rumah tinggal serta pertokoandibangun secara teratur dan berdiri kukuh. Gedung-gedung dan rumah tinggal dan pertokoan itusudah terbuat dari batu bata lumpur. Wilayah kota dibagi atas beberapa bagian atau blok yang dilengkapi jalan yang adaaliran airnya. 

3. Sistem Pertanian dan Pengairan 
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadi matapencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telahberhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerahpedalaman. Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian menunjukkanbahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban yang tinggi. Hasil-hasilpertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain. 

4. Sanitasi (Kesehatan) 
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan)lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikanfaktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi olehjendela. 

5. Teknologi 
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan,seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas,perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alatpeperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah 

6.Pemerintahan 
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut : 
a. Candragupta Maurya 
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansidan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya.Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab.Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaenmeninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan selanjutnyaberdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di Pattaliputra. Candragupta Maurya Menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masapemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehinggasebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktusingkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat iuas, yaitu daerahKashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur. 

b. Ashoka 
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan cucudari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami masayang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia menyaksikankorban bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan tidak lagimelakukan peperangan. Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha.Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah Ashokameninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi dan barupada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecahbelah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya. 

7. Kepercayaan 
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memujabanyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).  Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dangajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkansebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian. 

Peradaban lembah sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi di kota Harappa dan Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibu kota daerah lembah sungai Indus bagian selatan. Dan kota Harappa sebagai Ibu kota lembah sungai Indus bagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat peradaban bangsa India pada masa lampau. 

System kepercayaan masyarakat lembah sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa kesuburan dan kemakmuran. Masyarakat lembah sungai Indus juga menyembah binatang seperti buaya, gajah, serta menyembah pohon seperti pohon beringin, dan lain-lain. Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian. Bangsa Arya dan bangsa Dravida merupakan bangsa yang memiliki ideology keagamaan yang berbeda satu sama lain, akan tetapi dari kedua ideology agama tersebut, melahirkan suatu agama persatuan dari keduanya, yakni agama Hindu. Interaksi bangsa Dravida dan bangsa Arya menghasilkan Agama Hindu. 

IV. Kesimpulan 
Secara historis, agama Hindu merupakan agama yang berasal dari Negara India. Agama Hindu juga merupakan salah satu agama yang tertua di dunia. Agama Hindu dilihat dari sejaraah mulanya, agama ini merupakan hasil persatuan antara keprcayaan atau agama-agama yang berada di India. Bangsa Dravida merupakan bangsa yang berasal dari dalam India, akan tetapi setelah datangnya bangsa Arya yang telah merebut kekuasaan bangsa Dravida pada waktu itu. Bangsa Dravida pun menghindari dari kecaman bangsa Arya, sehingga bangsa Dravida pergi menuju pedalaman bahkan bertempat di dataran tinggi India. Interaksi antara keduanya juga salah satu dari asal-mulanya agama Hindu. Persatuan yang mendesak bangsa Dravida membuat mereka bercampur dengan bangsa Arya dan melahirkan kepercayaan yang hingga sekarang ada di dunia, yakni agama Hindu. 

V. DAFTAR PUSTAKA 
Thalhas, T. H. Pengantar Studi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: Galura Pase, 2006. 
Honig Jr, A. G. Ilmu Agama. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1997. 
Shalaby, Ahmad. Perbandingan Agama; Agama-Agama Besar di India; Hindu-Jaina-Budha. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001. 
Bleeker, C. J. Pertemuan Agama-Agama Dunia. Jakarta: Sumur Bandung, 1963. 
Rifa’I, Moh. Perbandingan Agama. Semarang: Wicaksana, 1980.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts